Selasa, 08 April 2008

model batu alam / macam batu alam




contoh rumah yang memakai batu alam




inilah contoh rumah yang memakai batu alam/batu paras

Elemen untuk Taman

Rumah masa kini umumnya memiliki lahan sempit. Taman mungil Anda harus terlihat menarik tapi tidak boleh berkesan penuh. Siasati dengan memilih tanaman dan elemen penghias yang tepat.Air Mancur MiniAir mancur mini diletakkan di taman bagian depan rumah, dikelilingi beragam tanaman air untuk kesatuan tema. Patung Batu Jika ingin meletakkan patung di tanah sempit, letakkan di ujung lorong menuju pintu masuk rumah. Sebagai pelengkap, percantik taman dengan tebaran batu-batu koral hitam dan gentong air.Taman TerasLetakkan furniture berbahan kayu, lengkap dengan bangku dan payung. Karena teras ini sempit, maka elemen penghias taman hanya berupa pot-pot besar yang diletakkan berderet di pinggir tembok.Lampu TamanPenerangan berperan penting untuk menciptakan mood taman Anda, terutama di malam hari. Pastikan desain lampu yang dipilih sesuai dengan desain taman keseluruhan.Relief di DindingJangan biarkan dinding taman hanya putih saja. Percantik dengan relief yang terbuat dari batu paras. Selaraskan motif ukiran dengan luas dan mood taman yang Anda inginkan. Elemen KolamBatu paras berwujud kura-kura yang berfungsi sebagai pancuran di kolam. PENTING!
Selaraskan desain taman dengan elemen penghiasnya. Jangan tumpang tindih dan merusak keseluruhan desain.
Pilih peranti furniture untuk taman yang tidak cepat lapuk oleh sinar matahari dan hujan. Misalnya yang terbuat dari plastik, fibre glass, atau besi tempa. Jika terbuat dari kayu, lindungi furniture kayu dengan cat tahan air dan sinar matahari.
Isi kolam air mancur Anda dengan ikan-ikan kecil, sekaligus untuk menghalau jentik-jentik nyamuk. Taburi dengan bubuk abate setiap 3 bulan sekali.

Batu Penghias Rumahyang Tak Lekang Oleh Zaman

Batu-batuan dari alam selama ini hanya digunakan untuk penataan luar ruangan. Namun, seiring dengan keinginan penghuni untuk semakin dekat dengan alam, batuan pun dimanfaatkan untuk pelengkap interior rumah. Terlebih, di Indonesia, tak sulit mendapatkan bermacam batuan nan elok dengan susunan mineral dan warna beragam.

Pemanfaatan batuan baik untuk eksterior maupun interior, biasanya dilakukan oleh para pemilik hunian yang memang sangat ingin suasana sejuk ada di rumahnya. Dalam penggunaanya, batu bisa ditempelkan dinding untuk menampilkan kesan teduh dan alami. Bisa juga digunakan untuk lantai, dengan pertimbangan agar menyatu dengan alam. Atau, ditempel pada dinding diluar ruang, yang bisanya digunakan untuk mempercantik taman, termasuk air mancur. Sementara cara penyusunannya bisa alur atau susun sirih, tergantung selera anda.

Batu sendiri mempunyai beberapa jenis berdasarkan warna dan ketahanannya, antara lain, batu andesit, batu candi, batu paras, dan pacitoroso. Andesit yang berasal dari Jawa Barat, dibanding batu-batu lain termasuk yang paling kuat dan tahan lumut, sehingga bisa ditaruh di dalam ataupun di luar ruang. Pemakaiannya fleksibel, bisa untuk lantai maupun dinding. Jenis andesit berdasarkan cara pem-belahannya ada dua macam yakni andesit rata mesin yang berarti dipotong oleh mesin. Selain itu, ada juga andesit rata bakar. Andesit rata mesin biasanya per-mukaannya lebih halus dibandingkan rata bakar. Sementara batu candi, sepintas dilihat dari tekstur mirip dengan andesit. Namun, warnanya lebih terang dan banyak pori-pori. Pori kasar inilah yang mengakibatkan batu ini kurang kuat karena mudah menyerap air, yang ujung-ujungnya membuat batu ini dengan mudah dapat pula ditumbuhi lumut. Batu candi yang bisanya dijual dipasaran berbentuk persegi panjang sehingga hanya cocok untuk dinding di teras atau pun lantai. Harganya bisanya per meter persegi sekitar Rp 90 hingga Rp 95 ribu.

Adapun batu paras adalah batu yang berasal dari Yogyakarta. Warnanya putih tulang, dengan permukaan yang rata. Batu ini memang tidak sekuat andesit sehingga tidak bisa dipijak atau digunakan untuk lantai. Batu jenis ini hanya cocok untuk menghiasi dinding taman.

Untuk menyusun jenis batu-batu diatas, bisa digunakan dua cara yang sekarang sedang populer. Pertama cara alur, yakni dibentuk pola bergaris-garis (beralur). Alur dibuat dengan menggunakan batu yang dipotong kecil-kecil atau pun besar, namun jaraknya harus rapat. Semakin tipis dan rapat alurnya, semakin mahal harganya. Alur ini bisa segaja dipatahkan di beberapa bagian agar terkesan alami atau bisa juga dengan memotongnya secara lurus dan halus. Jenis penyusunan lainnya yakni susun sirih. Susun ini biasanya menggunakan batu andesit rata bakar. Yakni dengan memotong batu dengan lebar 10 cm dan panjang 60 cm. Pemasangannya dengan sistem tumpuk terlebih dahulu baru diberi semen. Untuk batu yang lebih kecil, bisa ditempeli batu alam jenis lain tanpa diberi nat. Untuk perawatannya tidaklah sulit. Bila Anda ingin membersihkan kotoran, bisa menggunakan air bersih dan disikat. Sementara untuk menghilangkan semen yang menempel pada batu diperlukan HCL.
(Sumber: Suara Karya Online)

Arsitektur Khas Bali Istana Tampaksiring

Berbeda dengan bangunan-bangunan Istana Kepresidenan yang didirikan pada masa penjajahan Belanda, Istana Tampaksiring menonjolkan ciri keindonesiaan yang sangat kental. Tidak ada pilar-pilar besar yang menampilkan kesan agung dan kemewahan seperti Istana Kepresidenan Jakarta atau Istana Bogor. Rancang bangun Istana Tampaksiring juga sangat fungsional, menonjolkan kesederhanaan dan fungsinya sebagai wisma peristirahatan. Batu-batu alam dan batubata halus khas Bali sengaja ditonjolkan untuk menciptakan corak kedaerahan. Ukiran batu paras dan tiang-tiang kayu gaya Bali terasa padu dalam konsep arsitekturnya, bukan sebagai elemen tambahan yang ditempelkan.Konstruksi beton digunakan untuk menerjemahkan rancang-bangun yang menuntut bentangan-bentangan lebar. Semua bahan kayu jati serta bahan-bahan bangunan lainnya, kecuali pasir dan batubata, didatangkan dari Jawa. Adapun elemen artistiknya, ukiran kayu dan batu, dikerjakan oleh para seniman Bali. Paduan warna oranye muda, versi lembut dari warna natural batubata, dan abu-abu yang dipilih juga merupakan elemen kesamaan yang seakan tidak lekang dimakan zaman.Salah satu ciri arsitektur dari bangunan-bangunan Istana karya R.M. Soedarsono ini adalah penggunaan pipa-pipa sebagai susuran di beberapa teras. Sekilas tampak seperti susuran kapal, namun sebetulnya pipa-pipa itu juga berfungsi sebagai saluran air. Pembangunan Istana Tampaksiring juga mempertimbangkan kondisi sosial lingkungan sekitar. Sebelum bangunan didirikan, dibuatlah sebuah pusat kesehatan masyarakat dan pos polisi di Desa Manukaya. Unit pembangkit listrik yang dibangun khusus untuk Istana pun ikut dinikmati masyarakat sekitar.Wisma Merdeka dan Wisma Negara merupakan dua bangunan di kompleks Istana Tampaksiring yang paling banyak menampilkan ciri arsitektur Bali. Beberapa bagian kedua wisma itu memakai dinding teterawangan, yaitu tembok dengan ukiran timbul dan berlubang khas Bali. Juga banyak dijumpai elemen arsitektur dari ukiran kayu yang dicat dengan nuansa warna biru dan emas. Sedangkan atapnya terbuat dari sirip dengan pasangan biasa seperti pada perumahan kota. Wisma Merdeka memiliki pintu ukir khas Bali. Berdinding pigura hias bunga kayu khas Bali sepanjang dinding, dengan dominasi warna kuning emas yang megah. Sementara semua patung dan lukisan Bali di Wisma Negara adalah patung dan lukisan yang terpilih.Balai Wantilan atau pendapa yang difungsikan sebagai tempat untuk pergelaran kesenian, sepenuhnya dibangun mengikuti arsitektur tradisional Bali. Bangunan ini beratap ilalang dan tiang-tiangnya dari batang kelapa. Sesuai perkembangan zaman dan pertimbangan keamanan, tiang-tiang dari batang kelapa ini kemudian diganti dengan tiang beton yang mirip dengan bentuk batang kelapa. Di bagian depan balai ini tampak panggung pertunjukan seni yang berlatarkan pintu gapura Candi Bentar. Di kiri dan kanan depan panggung terdapat patung burung garuda dan di bagian belakang ruangan berdiri patung kayu yang melukiskan raksasa Kumbakarna yang dikerubuti kera. Semuanya itu dipahat dari satu pokok kayu. Dinding bagian belakangnya dihiasi relief batu paras, yang menggambarkan kisah Ramayana.Renovasi interior yang dilakukan pada tahun 2003 telah meningkatkan kenyamanan Istana Tampaksiring sesuai dengan gaya hidup modern tanpa meninggalkan konsep desain aslinya. Semua kamar mandi di Wisma Merdeka dan Wisma Negara, misalnya, diubah agar sesuai dengan standar kamar mandi hotel berbintang lima. (osa)
Foto: Candi Bentar, pintu gerbang bagi pengunjung umum yang hendak masuk ke Istana Tampaksiring (foto: Rumah Bangsa, Sekretariat Kepresidenan)

macam-macam batu















contoh rumah yang pakai batu paras

Tepatnya di sebuah kota yang cukup besar. Rumah Pak Soejoedi mencuri pandangan kami, karena diantara rumah-rumah bergaya Mediterania dan modern yang bermunculan disekitarnya, rumah ini bisa dibilang sangat segar. Kami pun mengambil beberapa foto.
Sangat segar, dengan berbagai tanaman hias disekeliling rumah. Sedikit bercakap-cakap, kami mengutarakan maksud untuk mengabadikan rumah ini. Bapak dan Ibu Soejoedi menyambut dengan sangat baik. Lihatlah bagian depan rumah ini, yang memakai bahan-bahan batuan dengan tanaman disekitarnya.
Dijelaskan, rumah ini dulunya milik seorang arsitek, yang kemudian pindah dan menjual rumahnya. Tampaknya, sentuhan arsitek ini sangat terasa dan menarik untuk disimak. Kesan pertama: Dingin! dan terasa nyaman diantara suasana kota yang panas. Hal ini tentu saja karena berbagai tanaman dan material batu-batuan yang digunakan.

TIP MEMBELI BATU ALAM

Begitu bayaknya jenis dan corak batu alam yang tersedia dipasaran membuat konsumen lebih leluasa dalam memilih, namun untuk mendapatkan hasil yang terbaik, kualitas batu alam juga perlu diperhatikan beberapa hal berikut : koleksi lengakap toko yang memiliki koleksi lengkap akan memperluas pilihan anda lebih berguna lagi apabila anda mencari batu alam pengganti batu lama yang rusak, misalnya. Koleksi yang lengkap memperbesar kemungkinan anda mendapatkan batu alam yang sama persis dengan batu anda yang lama.kelengkapan koleksi batu juga memperlihatkan kebonafitan toko tersebut. Akurasi potongan Proses pemotongan batu alam memungkinkan terjadinya pergeseran ukuran yang cukup besar. ini karena batu alam tidak dicetak seperti ubin keramik. Toleransi ukuran yang masih diperkenankan adalah kurang dari 3 mm. Telitilah benar-benar ukuran ini sebelum membeli, karena ukuran batu alam yang tidak presisi akan menyulitkan pemasangan. Mutu batu. karena murni diambil dari alam, maka tidak bisa berharap setiap potongan batu akan serupa benar. Ada bagian-bagian batu yang dianggap cacat, seperti flek, kelainan warna(belang), retak, maupun warna yang pucat. Cacat ini banyak terdapat padsa batu palimanan, karena diatas warna muda ( kuning dan putih ), cacat akan semakin terlihat. Sedapat mungkin pilihlah batu yang bebas cacat. pelayanan yang baik selain kualitas barang bagus, toko yang baik juga harus dapat memberikan pelayanan bagus buat pelanggannya. Perhatikan apakah toko yang menjual batu alam tersebut mampu memberikan bantuan, saran-saran, serta tepat waktu dalam mengirim barang.

Berkat Sentuhan Tangan Danto ”Batu Cadas jadi Berkelas”


Boleh jadi kompleks hunian seluas 2.000 m2 di daerah Prancak Glondong, Sewon, Bantul, itu menjadi unik dan nyentrik di mata tetangga sekitarnya. Paling tidak, karena terkesan didominasi cadas sehingga menyiratkan suasana lain dari yang lain. Hunian yang diberi nama Rumah Sawah itu sekaligus merupakan rumah pamer dan bengkel kerja produk kerajinan batu kapur yang ditangani Danto Susanto. Pria kelahiran Bantul 7 April 1975 itu memang tergolong kampiun soal mengolah batu-batu cadas menjadi benda bernilai seni tinggi bahkan terkesan berkelas. “Saya bangun Rumah Sawah ini sejak dua tahun lalu. Di sini pula saya berusaha menatap masa depan dengan membuat berbagai jenis kerajinan batu!” katanya saat ditemui HandiCRAFT Indonesia. Di bawah payung CV. Chadas-Roma, kesehariannya bersama sejumlah karyawan, Danto memang tak pernah henti bergelut dengan batu. Bukan saja demi profit, untuk kenyamanan pun ia sengaja membangun beberapa rumah dengan dinding batu kapur beratap ilalang dan genteng, serta dirimbuni pohon bakau dengan akarnya yang panjang dibiarkan menancap ke tanah. Ada kolam ikan di bagian pinggirnya dilengkapi patung abstrak.Rumah tersebut terbagi dalam empat bagian dengan fungsi berlainan. Bagian depan merupakan rumah utama sekaligus tempat penerima tamu (kini sedang dibenahi lagi karena ikut terkena gempa), bagian tengah ada rumah panggung dan gazebo serta sebelah timur tempat istirahat. Khusus gazebo berkerangka kayu jati tapi beratap ilalang, ukuran 4 X 8 meter itu, menghabiskan biaya Rp 20 juta. “Kalau siang di sini dingin, tapi kalau malam hangat,” katanya.Danto membuat rumah batu kapur, terinspirasi tanggul sawah yang penataannya sangat rapi. Lalu, ia buat rumah-rumah dengan tembok sekelilingnya terdiri dari pecahan-pecahan batu kapur yang direkatkan dengan tanah merah asal Gunungkidul. Meski bagian luar batu kapur, tetapi bagian dalamnya tetap dengan batu bata, sehingga ketebalannya mencapai sekitar 30 cm.“Rumah ini pernah digunakan untuk resepsi pernikahan keluarga, ternyata banyak tamu yang menyatakan krasan berada di sini. Kira-kira memuat 700 undangan, jika suatu saat ada yang berminat menyewa untuk keperluan sejenis, oke-oke saja, saya kasih tarif Rp 4 juta!” ujarnya berpromosi.Di sejumlah sudut Rumah Sawah itu “berceceran” berbagai kerajinan dari batu. Ada patung-patung abstrak dari batu hitam, kincir air dari batu, serta lampu taman dari batu kapur karya Danto. Sebagai pematung sekaligus perajin batu cadas, tiap minggunya ia mengaku memerlukan batu kapur 2-3 truk dengan harga Rp 1,5 juta – Rp 2 juta per truknya. Sementara batu hitam didatangkan dari daerah Banjarnegara dengan harga dua kali lipat dibanding batu kapur.Kerajinan batu kapur karyanya banyak diekspor ke Eropa, Belanda, Inggris dan Australia. Untuk pasar dalam negeri, didominasi konsumen dari Jakarta dan Bali, dengan harga paling murah Rp 60.000,- dan termahal Rp 600.000,- Danto yang merupakan perajin binaan PT. Pos Indonesia itu mengakui tentang semakin munculnya pesaing. Namun baginya tak masalah, justru karena adanya pesaing dirinya selalu tertantang untuk kreatif dan inovatif dengan ide-ide barunya.■ teguh r.asmara/ foto : trasmara